Petani binaan dan dampingan Yayasan Pusaka Indonesia (YPI), melaksanakan panen perdana demplot jagung di Desa Jono, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi tengah, Selasa (27/4)
Panen Perdana dihadiri Oleh Camat Dolo Selatan Ali Nurdin, BPTP, BPP Karman U. Natoda, Pemerintahan Desa Jono dan Perwakilan Kelompok Tani.
Berdasarkan pengambilan ubinan dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) produktivitas dicapai 6 ton perhekatre sebelumnya rata-rata 4 ton perhektare, terjadi peningkatan hasil 50 persen.
Benih digunakan adalah benih dikembangkan oleh badan Litbang Peratanian yaitu jagung komposit Variatas Sukmaraga dengan rata-rata Produktivitas 5 ton perhektare-7 ton per hektar.
YPI optimis dengan penerapan teknologi budidaya baik dan bijak maka peningkatan hasil budidaya dapat ditingkatkan.
Koordinator program Kristina mengatakan, YPI akan terus melakukan upaya pemulihan ekonomi masyarakat pasca bencana di Kabupaten Sigi, Bersama Caritas Swiss, melalui Program Pemulihan Mata Pencaharian Masayarakat Terdampak Bencana telah melakukan upaya peningkatan ketahanan pangan masyarakat dengan pembangunan Demonstration Plot (Demplot) berbasis Inovasi Teknologi Budidaya Pertanian.
“Program ini merupakan program lajutan dari Program Fase Pertama di Desa Jono, Sambo, Wisolo, dan Desa Baluase Kec. Dolo Selatan Kabupaten Sigi dengan Tujuan Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Bencana melului Sektor Pertanian, salahsatunya adalah peningkatan produktivitas budidaya komoditas Jagung, ujar Kristina, kepada MAL Online.
Dia mengatakan, dalam pengelolaan Demplot, YPI juga bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Petanian (BPTP) Sulteng dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dolo Selatan malakukan Pendampingan Kelompok Tani dengan Pengenalan dan penerapan Teknologi Inovasi Pertanian.
Saat ini sudah ada 25 kelompok tani dengan jumlah anggota 535 Orang dari 4 Desa dampingan.
Program ini menargetkan peningkatan kapasitas petani, baik pengetahuan maupun keterampilan budidaya komoditas mereka usahakan melalui lahan percontohanjagung (Demplot).
Demplot ini juga didesain sebagai wadah sekolah lapang. Bagi petani terpilih perwakilan dari kelompok tani jagung, akan disiapkan menjadi petani-petani pemandu yang mengintroduksikan, dan menerapkan inovasi teknologi budiadaya dalam kelompoknya.
Pola pertanian berbasis inovasi teknologi, adalah sebuah langkah bijak dalam peningkatan kesejahteraan petani. Inovasi teknologi dalam pertanian bukan hanya menargetkan produksi tinggi, melainkan juga kelestaraian lingkungan dan kesejahteraan petani, menjadi indikator utama dalam realisasinya.
“Dalam upaya pencapaian target tersebut diperlukan sebuah komitmen dibangun dari semua stakeholder terkait,” ujar Kristina
Selain dibekali dengan pengetahuan tentang teknologi budidaya melalui wadah sekolah lapang, kelompok tani juga akan diberikan peralatan pasca panen. Baik peralatan dikelola oleh kelompok tani, maupun peralatan diberikan secara perorangan sebagai anggota kelompok.
Pemberian alat pendukung pasca panen diharapkan, dapat menjawab tantangan-tantangan dihadapi petani dalam pengelolaan hasil panen. Sehingga hasil panen dapat memenuhi standar kelayakan pemasaran.
“Pendampingan akan tetap dilakukan oleh YPI hingga Oktober 2021 diharapkan akan dapat meningkat perekonomian dan taraf hidup masyarakat, khususnya malalui program-program pengelolaan sektor pertanian, ” pungkas Kristina.
Artikel ini telah tayang di Media Alkhairaat Online dengan judul: “Dampingan YPI Hasilkan 6 Ton Per Hektar Jagung” https://media.alkhairaat.id/dampingan-ypi-hasilkan-6-ton-per-hektar-jagung pada 4 Mei 2021
https://media.alkhairaat.id/disclaimer/