
Peresmian stasiun radio pancar ulang (repeater)
Guna mendukung kegiatan tanggap darurat, Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) bekerjasama dengan Caritas Swiss membangun tower stasiun radio pancar ulang (Repeater), setinggi 35 M dan dapat menjangkau radius 20 KM persegi, berlokasi di Desa Sambo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hadir dalam peresmian tersebut Balai Monitor Frekuensi Radio Kabupaten Sigi, Ketua Forum Pegurangan Risiko Bencana, Camat Dolo Selatan, Kepala Desa di Kecamatan Dolo Selatan, Orari, Rafi dan NGO, Selasa (30/06/2020) kemarin.
Koordinator Program YPI Kristina dalam siaran persnya yang diterima Rabu (01/07/2020) mengatakan, pendirian tower stasiun radio pemancar ulang ini untuk mempermudah koordinasi saat terjadi bencana. Meski hampir semua orang memiliki telepon seluler, namun penggunaan transmisi radio lebih mudah karena keterbatasan jangkauan sinyal telepon seluler, apalagi dilakukan jika seluruh jaringan komunikasi khususnya provider telepon tidak berfungsi saat terjadi bencana besar.
“Institusi baik di tingkat desa maupun kecamatan telah memiliki HT dan masyarakat untuk selalu berkoordinasi dalam pengunaan radio pancar ulang ini. Dengan adanya cakupan yang luas, mudah-mudahan setiap kejadian bisa dilaporkan dengan cepat sehingga lebih cepat mendapatkan penanganan,” katanya.
YPI berharap ke depannya bangunan repeater ini sementara bisa digunakan di 12 desa yang ada di Kecamatan Dolo Selatan dan dapat menjangkau tiga kecamatan lainnya Dolo Barat, Tanambulava dan Gumbasa di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng.
Hal senada juga disampaikan Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sigi, Sri Idawati mengungkapkan dengan adanya radio pancar ulang ini masyarakat bisa mengetahui dengan cepat jika terjadinya bencana, sehingga dampak dari bencana dapat di minimalisir sekecil mungkin. Ke depannya radio pemancar ulang ini bisa terkoneksi langsung dengan BPBD kabupaten Sigi, sehingga tidak terjadi tumpang tindih, kata Ida.
Sementara Ketua Balai Monitor Frekuensi Radio Kabupaten Sigi Latuse, ST, MM bahwa pembangunan repeater ini merupakan contoh yang baik bagi masyarakat karena sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, Pusaka Indonesia mengurus Izin terlebih dahulu baru melakukan pembangunan, karena banyak praktek yang ditemukan membangun dahulu baru mengurus izin, dan bagi kelompok siaga bencana juga harus memperhatikan etika berkomunikasi.
Ketua Forum PRB Kabupaten Sigi, Syaiful Taslim mengapresiasi terbangunnya alat pemancar radio ulang yang diresmikan hari ini di Desa Sambo sebagai komunikasi kesiapsiagaan bencana.
Ipul berharap, ke depannya bisa dimanfaatkan di seluruh Kabupaten Sigi, sehingga desa-desa lainnya dapat juga mengakses radio pancar ulang ini khususnya dalam menghadapi ketika terjadinya bencana, mengingat Kabupaten Sigi kerap terjadi bencana alam longsor, banjir dan gempa.
mimbarrakyat.id (01/07/2020) sarwo/riil