Dalam mendukung pemulihan ekonomi pascabencana pada 28 September 2018 lalu, Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) menyelenggarakan kegiatan diskusi fokus tingkat Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sigi (BP3D Sigi) di Hotel Jazz, Palu, Selasa (23/11/2020) kemarin.

Kegiatan ini dihadiri Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, BP3D, Dinas Koperasi dan UMKM, BPP, Pemdes, Camat Dolo Selatan, Adra dan BUMDES. Kegiatan Diskusi Fokus dibuka langsung oleh Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pegembangan Daerah Kabupaten Sigi (BP3D Sigi), Sutopo Sapto Conro.

Dalam pembukaannya, Sapto mengatakan sebagai kepala BP3D Kabupaten Sigi mengucapkan terimakasih kepada Yayasan Pusaka Indonesia dan Caritas Swiss atas apa yang telah dilakukan sejauh ini pascabencana melanda PASIGALA (Palu, Sigi dan Donggala).

“Perkenankan saya mewakili pemerintah daerah mengucapkan apresiasi dan terimakasih kepada Yayasan Pusaka Indonesia dan Caritas Swiss yang telah membantu memfasilitasi masyarakat kami terutama yang terdampak gempa bumi ” ujar Sapto ketika menyampaikan sambutannya dalam siaran persnya yang diterima mimbarrakyat.co.id, Kamis (26/11/2020)

Lebih lanjut Sapto mengatakan di samping pelaksanaan strategi program, dukungan dan kerjasama dari pemangku kepentingan di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa menjadi kunci suksesnya pelaksanaan program. Sehingga upaya-upaya meningkatkan sinergitas antara YPI dan Pemerintah serta NGO lain dapat tercipta dalam kegiatan diskusi fokus ini.

Saat ini YPI sedang melaksanakan program pemulihan mata pencaharian di empat desa di kecamatan Dolo Selatan yakni desa Jono, Sambo, Wisolo dan Baluase. Kristina Perangin-angin selaku Projek Manager YPI yang bekerjasama dengan Caritas Swiss dalam paparan presentasinya mengatakan, bahwa saat ini YPI sementara mendampingi 535 penerima manfaat, di antaranya 85 peternak kambing dan petani sebanyak 450 orang yang terbagi dalam petani kakao, jagung dan padi.

“Upaya YPI di tahap kegiatan fase dua ini, akan meningkatkan produksi dan pendapatan penerima manfaat sebesar 15% dari hasil base line yang telah dilakukan” ucap Tina yang biasa dipanggil. Dalam presentasinya Tina menjelaskan lebih lanjut bahwa YPI telah melaksanakan pelatihan dasar Pestisida Nabati, serta Kompos dan Paska Panen dengan standar mutu.

Rangkaian kegiatan tersebut akan mengarah pada pelaksanaan demoplote, yang diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi penerima manfaat dalam pelaksanaan sistem pertanian terpadu, serta penggunaan pupuk ramah lingkungan.

Di ujung kegiatan pemberdayaan, YPI mengharapkan ongkos produksi penerima manfaat dapat ditekan yang kemudian berbanding sama dengan peningkatan kualitas produk. BUMDES yang kemudian akan difasilitasi YPI untuk berperan penting di aspek pasar.

Lebih lanjut Tina mengutarakan bahwa kegiatan diskusi fokus ini bertujuan mengidentifikasi potensi kerjasama yang ada di tataran Pemerintah dan NGO itu sendiri.

“Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kerjasama antara Pemerintah dan NGO, sebab hal ini akan sangat berdampak ketika pemberdayaan NGO terkhususnya YPI telah selesai, ” ucap Tina ketika menguatkan kembali tujuan diskusi fokus menjelang penutupan kegiatan. (Sarwo/rill, mimbarrakyat.co.id)